Berita Pernikahan di Dunia Saat Ini – Drumtochtyunlimited

Drumtochtyunlimited.com Situs Kumpulan Berita Pernikahan di Dunia Saat Ini

15 Tradisi Pernikahan Unik dari Indonesia bagian 2

15 Tradisi Pernikahan Unik dari Indonesia bagian 2 – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, termasuk dalam hal tradisi budaya pernikahan. Semenjak kita merayakan hari kelahiran bangsa ini, sudah selayaknya kita mengetahui lebih jauh tentang tradisi pernikahan banyak suku dan suku yang ada di Indonesia. Inilah 15 tradisi pernikahan unik dari berbagai pelosok Indonesia!

1. Melinting : Sabaian

Dalam budaya pernikahan Melinting di Lampung, terdapat proses dimana kedua keluarga bertemu dan saling meminta maaf atas kesalahan yang mungkin mereka lakukan yang disebut Sabaian. Setelah proses tersebut, mempelai pria akan diberi gelar Adok dan mempelai wanita diberi gelar Inai.

2. Madura : Nyedek Temo

Pasangan Madura punya cara tersendiri dalam menentukan tanggal pernikahannya. Kedua keluarga bertemu dalam sebuah acara bernama Nyedek Temo. Kemudian calon pengantin akan mempersembahkan hal-hal simbolis yang menentukan tanggal pernikahan. Misalnya pisang susu dan sirih yang melambangkan pernikahan yang akan segera dilangsungkan. https://hari88.com/

3. Toraja: Urrampan Kapa’

Ternyata masyarakat Toraja punya perjanjian pranikah versi mereka sendiri. Istilahnya disebut Urrampan Kapa’ yaitu acara dimana kedua belah pihak keluarga pasangan duduk bersama untuk membicarakan syarat pernikahan dan hukuman jika calon pengantin melakukan sesuatu di kemudian hari yang melanggar komitmen pernikahan mereka.

4. Bali : tradisi jual beli

Dalam pernikahan di Bali, pengantin wanita akan membawa keranjang atau bakul yang berisi barang-barang yang akan dijual oleh pengantin wanita kepada pengantin pria. Tradisi ini melambangkan sebuah pernikahan dimana pasangan saling melengkapi.

5. Ambon: Maso Minta

Masyarakat Ambon Maluku juga mempunyai tradisi prewedding tersendiri yang dikenal dengan sebutan Maso Minta atau Masuk Minta. Calon pengantin pria akan mengumumkan niatnya untuk menikah, sehingga pihak keluarga akan bertemu setelah mengirimkan surat undangan yang disebut Surat Bertamu. Dalam pertemuan ini, kedua keluarga diwakili oleh juru bicara untuk membahas detail pernikahan.

6. Aru : Lagu Rora

Masyarakat Aru dikenal dengan tradisi merayakan upacara adat dengan nyanyian. Dalam sebuah acara pernikahan, lagu yang akan mereka nyanyikan berjudul Lagu Rora. Lirik lagu ini mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dan nenek moyang atas keberhasilannya.

7. Jambi : Berusik sirih bergurau pinang

Tradisi ini merupakan bagian dari fase awal pernikahan. Setelah memutuskan untuk menikah, mempelai pria akan berkunjung ke rumah mempelai wanita untuk mengungkapkan rasa cintanya dengan bahasa pantun atau seloko yang lembut dan indah.

8. Jambi : Bebalai

Masyarakat Rimba tidak perlu memikirkan pernikahannya sendiri. Setelah lamaran yang disebut dengan beindok semang, masyarakat Rimba akan bersama-sama membangun sebuah gedung atau aula yang akan menjadi tempat berlangsungnya pernikahan.

9. Mandailing : Horja Haroan Boru

Berakhirnya pernikahan Mandailing dipercaya melambangkan kepergian pasangan dari orang tuanya. Oleh karena itu, sebelum pesta pernikahan berakhir, pengantin wanita yang juga disebut boru na ni oli ini akan menari Tor-tor sebagai hadiah.

10. Minahasa : Upacara Bunga Putih

Sebagai simbol cinta dan hormat, calon mempelai pria akan mempersembahkan sebuket bunga berwarna putih untuk mempelai wanita. Namun bunganya harus dalam 9 tangkai, dengan 9 bunga mekar dan 9 bunga bertunas. Angka 9 dipercaya membawa keberuntungan.

11. Biak : Wafer

Pemberkatan pernikahan Biak yang dilakukan oleh Kepala Adat disebut dengan Wafer. Upacara ini diawali dengan kedua mempelai menghisap cerutu atau rokok. Setelah itu, mereka akan saling memberi makan dengan ubi atau talas. Baru setelah itu pernikahan dinyatakan resmi!

12. Jawa : Pingitan

Dalam pernikahan Jawa, terdapat tradisi Pingitan dimana calon pengantin tidak boleh keluar rumah mendekati tanggal pernikahan. Hal ini bukan sekadar untuk menghalangi kedua mempelai bertemu, namun juga menjadi ajang bagi calon mempelai untuk memanjakan diri menjelang pernikahan. Bertahun-tahun yang lalu, proses ini bisa memakan waktu 1 hingga 2 bulan!

13. Dani : Maweh

Masyarakat Dani mengadakan pernikahan komunal, Maweh, yang diadakan setiap 4 atau 6 tahun sekali. Para mempelai wanita dikumpulkan, dan calon mempelai diawasi dengan ketat oleh masyarakat sembari mereka juga mempersiapkan pernikahan.

14. NTT: Tokencai

Di Nusa Tenggara Timur, pengantin wanita tidak akan hadir dalam pesta pernikahan sampai pengantin pria menjemputnya. Pengantin wanita akan disembunyikan di sebuah ruangan bersama penata rias tradisionalnya. Sebelum istri boleh berangkat, calon pengantin laki-laki harus membaca pantun dan memenuhi syarat-syarat yang diberikan oleh penata rias.

15. Minang: Malam Bainai

Indonesia mempunyai pesta lajang tersendiri dalam budaya Minang. Pengantin Minang merayakan malam terakhir mereka menjadi wanita lajang bersama keluarga dan teman dekatnya dalam perayaan yang dikenal dengan Malam Bainai. Dalam acara ini, calon pengantin akan mendapatkan manikur tradisional dari tanaman inai yang dihaluskan sehingga akan meninggalkan warna kemerahan pada kukunya.

Duane Lynch

Back to top