15 Tradisi Pernikahan Unik dari Indonesia bagian 1 – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, termasuk dalam hal tradisi budaya pernikahan. Semenjak kita merayakan hari kelahiran bangsa ini, sudah selayaknya kita mengetahui lebih jauh tentang tradisi pernikahan banyak suku dan suku yang ada di Indonesia. Inilah 15 tradisi pernikahan unik dari berbagai pelosok Indonesia!
1. Minang : Lamaran mempelai wanita
Berbeda dengan lamaran kebanyakan, dalam budaya Minang perempuan melamar laki-laki! Calon mempelai wanita akan bertamu ke rumah keluarga mempelai pria, kemudian kedua keluarga akan bertukar bingkisan sebagai simbol persatuan mereka.

2. Ogan : Pengandangan
Suku yang tinggal di dataran tinggi Sumatera Selatan ini memiliki tradisi pernikahan yang unik dimana calon pengantin pria harus menghadapi rintangan sebelum bertemu dengan calon pengantin wanita. Ia akan dihadang menggunakan selendang panjang dalam perjalanan menuju pengantin wanita. Sebelum bisa bertatap muka dengan mempelai wanita, ia juga harus memenuhi beberapa persyaratan yang akan diberikan oleh pemandu mempelai wanita. premium303
3. Betawi: Palang Pintu
Dalam budaya Betawi, pengantin pria akan datang ke rumah pengantin wanita dengan membawa rombongan orang. Rombongan ini akan berusaha masuk ke dalam rumah mempelai wanita, namun sebelum bisa masuk, mereka harus membacakan pantun atau syair adat yang akan dibalas oleh keluarga mempelai wanita.
4. Osing : Kawin Colong
Pasutri Osing asal wilayah Banyuwangi yang belum mendapat restu dari keluarga akan melanjutkan melakukan Kawin Colong. Artinya, mempelai pria akan menyembunyikan mempelai wanita di rumahnya selama 24 jam, namun ia juga akan mengirimkan orang terpercaya yang disebut Colok untuk bernegosiasi dengan keluarga mempelai wanita hingga pernikahan tersebut disetujui.
5. Sasak : Kawin Culik
Pengantin pria suku Sasak harus menculik calon istrinya sebelum menikah. Berbeda dengan Kawin Colong, aksi penculikan ini diakui keluarga mempelai wanita. Meski begitu, penculikan itu tidak boleh diketahui orang lain, jika mempelai pria ketahuan atau membuat keributan, ia harus membayar denda!
6. Gunung Kidul : Kromojati
Sejak tahun 2007, calon pengantin pria di Bohol, Gunung Kidul diwajibkan menanam minimal 5 pohon jati. Aturan ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau di desa. Sekarang, ini benar-benar pernikahan yang ramah lingkungan!
7. Tidung: Kamar mandi tidak diperbolehkan
Suku Tidung memegang aturan yang sangat tidak biasa dalam pernikahan. Pasangan tidak boleh terlihat menggunakan kamar mandi selama 72 jam atau 3 hari! Hal ini mungkin terlihat sulit bagi masyarakat lain, namun bagi suku yang tinggal di Kalimantan Utara ini, hal tersebut bukanlah harga yang mahal untuk sebuah pernikahan yang harmonis.
8. Jawa Tengah : Adol Dawet
Dalam prosesi pernikahan di Jawa Tengah, orang tua mempelai wanita akan menjual dawet yang akan dibeli dengan potongan atap tanah liat. Tradisi unik ini dipandang sebagai salah satu cara para orang tua memberikan contoh pernikahan yang baik dimana suami dan istri saling membantu.
9. Cirebon : Pugpugan
Pasangan dari wilayah barat Jawa, khususnya Cirebon, akan menjalani prosesi pugpugan setelah upacara pernikahan mereka. Pugpugan sendiri merupakan rumput tua atau daun lontar yang dilipat, kemudian ditaburkan oleh orang tua mempelai wanita di kepala pasangan. Ini mewakili keinginan orang tua untuk kesetiaan dan pernikahan yang langgeng.
10. Cilacap, Banyumas dan Purwokerto : Begalan
Di ketiga tempat tersebut terdapat tradisi memberikan hikmah kepada pasangan melalui pertunjukan komedi. Hal ini akan dilakukan oleh para penari yang akan menari sambil membawa barang-barang rumah tangga serta menyampaikan nasehat dan doa dengan cara yang lucu dan jenaka.

11. Batak : Sinamot
Dalam budaya Batak, ada proses pembahasan mahar yang dikenal dengan nama Sinamot. Mas kawin biasanya ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan, karier, atau status sosial keluarga mempelai wanita. Semakin tinggi levelnya, semakin tinggi pula harganya. Namun hal tersebut belum tentu dipandang sebagai hal yang materialistis, pihak keluarga berharap setelah membayar mahar yang begitu tinggi, pasangan akan berpikir dua kali atau lebih sebelum bercerai di kemudian hari dalam pernikahannya.
12. Aceh : Mayam
Aceh pun punya cara unik dalam menentukan mahar. Hal ini dengan memiliki standar pengukuran sendiri yaitu Mayam. Mahar dalam budaya Aceh biasanya berbentuk emas yang akan diukur pada bulan Mayam. 1 Mayam sama dengan 3,37 gram emas.
13. Yogyakarta : Nyantri
Dalam tradisi yang pertama kali dilakukan oleh Kesultanan Yogyakarta ini, pengantin pria harus tinggal di suatu tempat di dalam area rumah keluarga mempelai wanita sebelum pernikahan. Biasanya ia akan tinggal di rumah kerabat mempelai wanita atau rumah tetangga, namun hingga hari pernikahan tiba, ia tidak dapat bertemu dengan istrinya.
14. Kaili : Nangeni Balanja
Masyarakat Kaili yang umumnya menempati wilayah Sulawesi Tengah, tidak hanya mewajibkan pihak mempelai pria untuk memberikan uang sebagai mahar, namun juga banyak memberikan kebutuhan pokok wanita sebagai wujud penghormatan dari pihak mempelai pria kepada mempelai wanita.
15. Banjarmasin : Bausung
Alih-alih berjalan menyusuri pelaminan, kedua mempelai Banjarmasin digendong di pundak para penari. Tarian dan musik juga akan ditampilkan selama prosesi ini.